Makam Pangeran Pringgoloyo
Makam keramat Gusti Pangeran Pringgoloyo yang berada di Kecamatan Kartosura Kabupaten Sukoharjo, selama ini di anggap angker dan sangat dikeramatkan oleh warga sekitar. Tak ada yang berani menginjakan kaki di area komplek pemakaman pada saat malam hari. Apalagi bila bertepatan dengan malam Jumat Kliwon dan malam Selasa Kliwon, sudah bisa di pastikan tak satupun warga berani melewati jalan yang ada di depan komplek pemakaman Gusti Pangeran Pringgoloyo. Karena di komplek pemakaman tersebut seringkali terlihat penampakan sosok mahkluk halus dari kejauhan. Komplek makam Pangeran Pringgoloyo terletak di pinggir desa yang jauh dari aktifitas penduduk desa.
Di area komplek pemakaman ini selain makam GPH Pringgoloyo, terdapat juga makam kerabat serta anak keturunan yang juga turut di makamkan di area komplek pemakaman . Area komplek pemakaman ini seperti komplek makam makam lain milik keraton, yang memiliki ciri khas bangunan pajimatan ( makam milik keraton ) di wilayah Surakarta. Terdapat gerbang gapura dengan arsitektur jawa kuno yang di perkirakan di bangun sekitar abad 17. Setelah gerbang gapura, terdapat area komplek pemakaman seluas sepuluh kali lima belas meter persegi yang di batasi dengan pagar tembok keliling.
Di dalam area komplek pemakaman ini, terdapat makam anak keturunan GPH Pringgoloyo yang memiliki garis keturunan cicit dan canggah. Diatas komplek pemakaman ini, terdapat satu lagi area komplek pemakaman yang letaknya lebih tinggi dari pada komplek makam sebelumnya, yang dijadikan tempat untuk mengubur anak keturunan yang lebih deka, seperti cucu dan buyut. Setelah kedua komplek pemakaman tersebut terdapat satu lagi area komplek pemakaman yang lebih luas untuk memakamkan kerabat yang jauh lebih dekat garis keturunanya, sekaligus menjadi tempat jasad GPH Pringgoloyo di kuburkan. Makam Pangeran Pringgoloyo sendiri terpisah dengan makam makam lain.
Berada di dalam sebuah bangunan cungkup yang di tutupi dengan kain mori putih sebagai krobyongan, makam ini terlihat tak terawat. Karena banyaknya debu dan kotoran yang ada di dalam cungkup. Bahkan kain krobyongan yang semula berwarna putih, kini telah berubah warna menjadi kecoklat coklatan. Hampir secara keseluruhan komplek pemakaman Pangeran Pringgoloyo rusak. Beberapa bangunan tembok terlihat sudah banyak yang roboh, tak terkecuali gerbang gapura pintu masuk ke komplek pemakaman juga sudah roboh.
Di area komplek pemakaman ini selain makam GPH Pringgoloyo, terdapat juga makam kerabat serta anak keturunan yang juga turut di makamkan di area komplek pemakaman . Area komplek pemakaman ini seperti komplek makam makam lain milik keraton, yang memiliki ciri khas bangunan pajimatan ( makam milik keraton ) di wilayah Surakarta. Terdapat gerbang gapura dengan arsitektur jawa kuno yang di perkirakan di bangun sekitar abad 17. Setelah gerbang gapura, terdapat area komplek pemakaman seluas sepuluh kali lima belas meter persegi yang di batasi dengan pagar tembok keliling.
Di dalam area komplek pemakaman ini, terdapat makam anak keturunan GPH Pringgoloyo yang memiliki garis keturunan cicit dan canggah. Diatas komplek pemakaman ini, terdapat satu lagi area komplek pemakaman yang letaknya lebih tinggi dari pada komplek makam sebelumnya, yang dijadikan tempat untuk mengubur anak keturunan yang lebih deka, seperti cucu dan buyut. Setelah kedua komplek pemakaman tersebut terdapat satu lagi area komplek pemakaman yang lebih luas untuk memakamkan kerabat yang jauh lebih dekat garis keturunanya, sekaligus menjadi tempat jasad GPH Pringgoloyo di kuburkan. Makam Pangeran Pringgoloyo sendiri terpisah dengan makam makam lain.
Berada di dalam sebuah bangunan cungkup yang di tutupi dengan kain mori putih sebagai krobyongan, makam ini terlihat tak terawat. Karena banyaknya debu dan kotoran yang ada di dalam cungkup. Bahkan kain krobyongan yang semula berwarna putih, kini telah berubah warna menjadi kecoklat coklatan. Hampir secara keseluruhan komplek pemakaman Pangeran Pringgoloyo rusak. Beberapa bangunan tembok terlihat sudah banyak yang roboh, tak terkecuali gerbang gapura pintu masuk ke komplek pemakaman juga sudah roboh.
Makam Psangeran Pringgoloyo |
Pemandangan ini terlihat sungguh sangat memprihatinkan sekali. Selain rusaknya seluruh bangunan di komplek pemakaman, di dalam komplek makam juga banyak di tumbuhi rumput dan ilalang setinggi satu meter. Kondisi seperti ni semakin membuat kawasan komplek pemakaman Pangeran Pringgoloyo semakin bertambah memprihatinkan. Ketidak terawatan ini bukanya tanpa alasan, keangkeran makam Pangeran Pringgoloyo –lah yang membuat warga tak berani menginjakan kaki di dalam area komplek pemakaman. Selama ini warga tak berani melakukan aktifitas di area komplek pemakaman, sehingga area tersebut kotor dan tak terawat.
Meski diakui, Pangeran Pringgoloyo dianggap sebagai punden bagi warga desa sekitar, namun karena rasa takut akan kesiku, membuat warga lebih baik tak mengutak -atik apa saja yang ada di dalam area komplek makam. Ketidak beranian ini karena warga takut kesurupan apabila melakukan aktifitas di dalam komplek makam, meski niat tersebut sebenarnya adalah baik. Komplek pemakaman yang letaknya berdekatan dengan sungai serta dipenuhi lebatnya pohon bambu, membuat kawasan tersebut terkesan semakin bertambah angker. Belum lagi akses jalan yang menuju ke makam Pangeran Pringgoloyo yang tertutup oleh semak belukar rumput dan ilalang, membuat penduduk desa semakin tak berani mendekati makam Pangeran Pringgoloyo .
“ Kondisinya sangat memprihatinkan sekali. Mengingat komplek bangunan ini sebenarnya merupakan peninggalan sejarah cagar budaya yang harus di lestarikan keberadaanya.” Ujar Hadi Pranoto
Menurut Hadi, makam Pangeran Pringgoloyo memang sudah tidak terawat. Selama ini warga takut dengan keangkeranya, sehingga tak satupun penduduk desa berani memasuki komplek pemakaman. Selain itu, dari pihak anak keturunanya kini sudah tidak ada lagi yang memelihara dan merawat makam. Sehingga makam tersebut akhirnya di biarkan mangkrak begitu saja apa adanya.
‘ Makam ini pada jaman dahulu sering di pakai untuk menjalani laku ritual “ Ujarnya.
‘Tetapi sekarang jarang di pakai tirakat para pelaku ritual. Hanya orang orang tertentu saja yang berani memasuki makam pada saat malam hari.’ Tegasnya.
Menurut prasasti nisan yang tertera di makam Gusti Pangeran Pringgoloyo, beliau adalah anak Sinuhun PB IV yang ke 35. Makam ini pada jaman dahulu sering di pakai sebagai tempat untuk sesirih. Tak sedikit para pelaku ritual yang di kabulkan penyuwunanya usai, mereka menjalani laku tirakat di makam Pangeran Pringgoloyo. Tidak hanya kabul bisa menduduki sebuah jabatan, tetapi tak sedikit pula yang sukses dan lancar usahanya setelah meraka menjalani laku ritual di makam Pangeran Pringgoloyo. Kesuksesan tersebut pernah di alami salah seorang pengusaha batik laweyan, setelah dirinya menggelar laku tirakat di makam GPH. Pringgoloyo.
Sebelumnya, usaha warisan yang di tinggalkan oleh kedua orang tuanya bangkrut. Belum lagi hutang yang harus ditanggung ketika jatuh tempo pembayaran, membuat pengusaha batik ini harus kelabakan mencari pinjaman guna membayar hutang yang sudah memasuk jatuh angsuran. Kondisi seperti ini di karenakan usaha batik peninggalan orang tuanya kian hari kian bertambah sepi. Padahal sebelumnya pengusaha asal laweyan ini tak pernah mengeluhkan kondisi pasar yang lagi sepi. Selain menjadi pemasok batik di kota kota besar seperti Pekalongan dan Jogja, beberapa butik dan showrom batik yang dimiliki juga banyak tersebar di mana mana. Namun kondisi seperti itu mulai berubah sejak tahun 2010 yang silam.
Usaha batik yang telah sukses di geluti, sedikit demi sedikit mulai bangkrut. Order batik yang semula ramai kini semakin sepi. Bahkan beberapa butik dan showroom batik yang ia miliki telah ludes dijual untuk membayar hutang. Tak di ketahui secara pasti apa yang menyebabkan pengusaha batik asal laweyan ini bangkrut, hingga akhirnya pengusaha tersebut harus dikejar kejar hutang. Dalam kondisi seperti itu, pengusaha batik tersebut akhirnya nekad menjalani laku ritual di makam Pangeran Pringgoloyo. Laku yang di jalani yakni, tidur di makam Pangeran Pringgoloyo selama tujuh malam jumat. Laku ritual ini harus di jalani tanpa pernah putus satu kalipun. Tak lupa dalam laku tersebut pengusaha batik asal laweyan harus melakukan puasa, setiap kali ritual ziarah di makam Pangeran Pringgoloyo dilakukan. Hingga genap tujuh malam Jumat, akhirnya laku tirakat tersebut tuntaslah sudah.
Berkat usaha dan ketekunanya menjalani ritual, lambat laun usaha yang semula bangkrut kini mulai bisa berdiri kembali. Beberapa hutang yang harus ia lunasi semua sudah di rampungkan. Tidak hanya itu saja, semakin hari order pesanan batik juga semakin terus meningkat. Bahkan pesanan tersebut sekarang malah melebihi dari pesanan sebelum pengusaha batik itu bangkrut./ sbj
Meski diakui, Pangeran Pringgoloyo dianggap sebagai punden bagi warga desa sekitar, namun karena rasa takut akan kesiku, membuat warga lebih baik tak mengutak -atik apa saja yang ada di dalam area komplek makam. Ketidak beranian ini karena warga takut kesurupan apabila melakukan aktifitas di dalam komplek makam, meski niat tersebut sebenarnya adalah baik. Komplek pemakaman yang letaknya berdekatan dengan sungai serta dipenuhi lebatnya pohon bambu, membuat kawasan tersebut terkesan semakin bertambah angker. Belum lagi akses jalan yang menuju ke makam Pangeran Pringgoloyo yang tertutup oleh semak belukar rumput dan ilalang, membuat penduduk desa semakin tak berani mendekati makam Pangeran Pringgoloyo .
“ Kondisinya sangat memprihatinkan sekali. Mengingat komplek bangunan ini sebenarnya merupakan peninggalan sejarah cagar budaya yang harus di lestarikan keberadaanya.” Ujar Hadi Pranoto
Menurut Hadi, makam Pangeran Pringgoloyo memang sudah tidak terawat. Selama ini warga takut dengan keangkeranya, sehingga tak satupun penduduk desa berani memasuki komplek pemakaman. Selain itu, dari pihak anak keturunanya kini sudah tidak ada lagi yang memelihara dan merawat makam. Sehingga makam tersebut akhirnya di biarkan mangkrak begitu saja apa adanya.
‘ Makam ini pada jaman dahulu sering di pakai untuk menjalani laku ritual “ Ujarnya.
‘Tetapi sekarang jarang di pakai tirakat para pelaku ritual. Hanya orang orang tertentu saja yang berani memasuki makam pada saat malam hari.’ Tegasnya.
Menurut prasasti nisan yang tertera di makam Gusti Pangeran Pringgoloyo, beliau adalah anak Sinuhun PB IV yang ke 35. Makam ini pada jaman dahulu sering di pakai sebagai tempat untuk sesirih. Tak sedikit para pelaku ritual yang di kabulkan penyuwunanya usai, mereka menjalani laku tirakat di makam Pangeran Pringgoloyo. Tidak hanya kabul bisa menduduki sebuah jabatan, tetapi tak sedikit pula yang sukses dan lancar usahanya setelah meraka menjalani laku ritual di makam Pangeran Pringgoloyo. Kesuksesan tersebut pernah di alami salah seorang pengusaha batik laweyan, setelah dirinya menggelar laku tirakat di makam GPH. Pringgoloyo.
Sebelumnya, usaha warisan yang di tinggalkan oleh kedua orang tuanya bangkrut. Belum lagi hutang yang harus ditanggung ketika jatuh tempo pembayaran, membuat pengusaha batik ini harus kelabakan mencari pinjaman guna membayar hutang yang sudah memasuk jatuh angsuran. Kondisi seperti ini di karenakan usaha batik peninggalan orang tuanya kian hari kian bertambah sepi. Padahal sebelumnya pengusaha asal laweyan ini tak pernah mengeluhkan kondisi pasar yang lagi sepi. Selain menjadi pemasok batik di kota kota besar seperti Pekalongan dan Jogja, beberapa butik dan showrom batik yang dimiliki juga banyak tersebar di mana mana. Namun kondisi seperti itu mulai berubah sejak tahun 2010 yang silam.
Usaha batik yang telah sukses di geluti, sedikit demi sedikit mulai bangkrut. Order batik yang semula ramai kini semakin sepi. Bahkan beberapa butik dan showroom batik yang ia miliki telah ludes dijual untuk membayar hutang. Tak di ketahui secara pasti apa yang menyebabkan pengusaha batik asal laweyan ini bangkrut, hingga akhirnya pengusaha tersebut harus dikejar kejar hutang. Dalam kondisi seperti itu, pengusaha batik tersebut akhirnya nekad menjalani laku ritual di makam Pangeran Pringgoloyo. Laku yang di jalani yakni, tidur di makam Pangeran Pringgoloyo selama tujuh malam jumat. Laku ritual ini harus di jalani tanpa pernah putus satu kalipun. Tak lupa dalam laku tersebut pengusaha batik asal laweyan harus melakukan puasa, setiap kali ritual ziarah di makam Pangeran Pringgoloyo dilakukan. Hingga genap tujuh malam Jumat, akhirnya laku tirakat tersebut tuntaslah sudah.
Berkat usaha dan ketekunanya menjalani ritual, lambat laun usaha yang semula bangkrut kini mulai bisa berdiri kembali. Beberapa hutang yang harus ia lunasi semua sudah di rampungkan. Tidak hanya itu saja, semakin hari order pesanan batik juga semakin terus meningkat. Bahkan pesanan tersebut sekarang malah melebihi dari pesanan sebelum pengusaha batik itu bangkrut./ sbj
Sumber : http://sastrabudayajawa.blogspot.co.id/2015/02/makam-pangeran-pringgoloyo.html
Sign up here with your email
ConversionConversion EmoticonEmoticon