Wisata Mendidik

Keunikan Masjid Pendem Tamansari

sumber : http://www.indonesiakaya.com/kanal/detail/keunikan-masjid-pendem-tamansari

Tidak jauh dari Keraton Nyayogyakarta Hadiningrat, terdapat sebuah situs 
pemandian bernama Tamansari. Di kompleks pemandian yang dibangun oleh arsitektur Portugis tersebut, terdapat sebuah masjid unik. Masyarakat mengenalnya dengan nama Masjid Pendem. Nama asli Masjid Pendem awalnya adalah Sumur Gumuling. Nama tersebut diambil dari nama sumur yang ada di bagian tengah masjid. Sumur Gumuling dahulu digunakan sebagai tempat berwudhu bagi kalangan internal keraton yang ingin beribadah di Masjid Pendem.

Secara umum, Masjid Pendem berbentuk lingkaran. Pada bagian tengah masjid, terdapat tangga yang menghubungkan lantai pertama dengan lantai kedua. Lantai pertama digunakan oleh jamaah perempuan, sementara lantai kedua digunakan oleh jamaah laki-laki. Pada bagian dalam lingkaran masjid, terdapat ruang kecil yang menjorok. Ruang ini biasa digunakan sebagai tempat imam. Pada dinding-dinding masjid, banyak terdapat lampu tempel yang dinyalakan jika malam hari.

Setelah tidak terpakai lagi sebagai tempat ibadah, Masjid Pendem menjadi salah satu destinasi wisata yang ada di seputaran kompleks Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Untuk bisa masuk ke Masjid Pendem, hanya terdapat satu pintu masuk dan pintu keluar. Pintu masuknya terletak di alun-alun barat keraton. Melewati tangga menurun, pengunjung akan melewati lorong panjang sebelum masuk ke dalam lokasi masjid.

Pengunjung yang ingin masuk ke Masjid Pendem tidak dikenakan biaya masuk. Di bagian pintu masuk, terdapat seorang bapak yang menaruh kotak sumbangan. Pengunjung dapat memberikan uang seikhlasnya ke dalam kotak sebelum masuk ke dalam masjid.

Bangunan Masjid Pendem ternyata menyimpan nilai-nilai filosofis. Misalnya pintu masuk dan keluar yang sengaja hanya dibuat satu. Hal tersebut sebagai perlambang bahwa manusia akan lahir dan kembali ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, jumlah anak tangga yang berada di tengah masjid berjumlah 5, sebagai representasi dari pelaksanaan rukun Islam.

Keunikan lain dari Masjid Pendem terletak pada sisi akustiknya. Karena berlokasi di bawah tanah dan dibatasi oleh tembok-tembok menjulang, imam Masjid Pendem tidak perlu menggunakan pengeras suara. Tanpa pengeras suara, suara sang imam sudah bisa terdengar hingga ke seluruh bagian masjid.

Masjid Pendem yang terletak di kompleks Tamansari Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat merupakan salah satu masjid unik yang ada di Indonesia. Selain kaya akan makna filosofis, Masjid Pendem merupakan representasi tingginya nilai-nilai budaya bangsa Indonesia.[AhmadIbo/IndonesiaKaya]



sumber : https://www.google.co.id


Wisata Agro Bangunkerto: Sensasi Menikmati Salak Pondoh Langsung dari Pohonnya

sumber : http://www.indonesiakaya.com/kanal/detail/wisata-agro-bangunkerto-sensasi-menikmati-salak-pondoh-langsung-dari-pohonnya

Jika Anda di Yogyakarta dan ingin mencicipi kesegaran salak pondoh langsung dari pohonnya, sesekali datanglah ke Desa Wisata Agro Bangunkerto. Desa yang sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani salak ini berlokasi di Kampung Gadung, Desa Bangunkerto, Kecamatan Turi Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Ketika memasuki kawasan ini, Anda langsung disambut berderet pohon salak dan kesejukan udara khas pedesaan.  

Berdiri sejak tahun 1989, Desa Wisata Agro Bangunkerto dikelola pertama kali oleh Dr Soebroto Soedibyo. Desa wisata penghasil salak ini pernah mengalami masa-masa keemasan sekitar tahun 2000-an. Luasnya yang mencapai 27 hektar, menjadikan Desa Wisata Agro Bangunkerto mempunyai berbagai jenis salak unggulan yang belum tentu ada di negara lain. 

Tercatat sekitar 17 jenis salak terdapat di desa ini. Sebut saja seperti salak super asli Indonesia, salak madu, salak manggala, salak hitam, salak gading, salak klinting, salak gula pasir, dan beberapa salak lainnya. 

Desa berjuluk surga-nya salak di Yogyakarta ini dibuka setiap hari mulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB. Pengelola menyiapkan berbagai jenis tiket, mulai dari tiket masuk biasa seharga Rp 3000, atau dengan harga tiket masuk Rp 10.000 dengan fasilitas ditemani seorang pemandu serta boleh memetik salak dan makan di tempat. Bila Anda ingin mendapatkan berbagai fasilitas ditambah dengan bingkisan salak saat selesai berkunjung Anda cukup membayar Rp 20.000 saja.  

Menurut cerita salah satu pemandu Desa Wisata Agro Bangunkerto, salak yang paling digemari pengunjung adalah salak super. Selain harganya relatif murah, salak ini terkenal manis dan memiliki daging buah yang besar. Sementara salak Gading termasuk dalam kategori salak yang paling mahal, karena jenis salak ini termasuk salak langka. 

Berkunjung ke desa wisata ini dan memetik salak langsung dari pohonnya merupakan sensasi yang akan menjadi pengalaman yang berkesan. Selain itu, kita juga bisa makan salak sambil santai memancing ikan di kolam yang sudah disediakan pengelola. [AhmadIbo/IndonesiaKaya]


 sumber : https://www.google.co.id
Previous
Next Post »